
Kita Tidak Pernah Benar-Benar Menjadi Marxis
Sejauh apa pemikiran Engels memberikan momen refleksi yang penting terkait landasan pemikiran Marxisme? Apa yang dimaksud ketat pada metode ilmiah dan berlaku kritis? Devananta Rafiq mengulas buku yang merangkum ulasan para penulis Indonesia mengenai pemikiran dan kritik Friedrich Engels.

Merebut Masa Depan Industri Musik Kita
Sudah setahun lebih industri musik kehilangan panggung langsung yang merupakan sumber penghasilan terbesarnya. Dari sini kemana industri ini akan mengarah? Argia Adhidhanedra membahas skenario terburuk yang mungkin terjadi dan bagaimana cara menghindarinya.

Terlalu Tampan: Mempertanyakan Maskulinitas dan Sekitarnya
Terlalu Tampan mencoba menggugat maskulinitas dan heteronormativitas yang dianggap alamiah, tapi akhirnya tetap mereproduksi idealisasi keluarga dan hubungan heteroseksual.

Tjitra: Buku “Movie Tie-In” Pertama Indonesia yang Terbit Tahun 1950
Dalam sejarah industri perbukuan negeri ini, jenis buku “movie tie-in” sempat memenuhi rak buku era 1970-1980-an. Tjitra (1950) adalah buku movie tie-in pertama di Indonesia yang diterbitkan Penerbit Gapura, diangkat dari film Usmar Ismail.

Prometheus Pinball, Menghidupkan Ingatan Mesin yang Cacat
Entri dalam buku puisi biografis Afrizal Malna teranyar, Prometheus Pinball, telah ia kumpulkan sejak 2012. Ia menghimpun ingatannya tentang “apa yang pernah jadi bagian penting dalam hidupnya”. Termasuk pertemuannya dengan sastra & seni, serta pergantian rezim pemerintah.

Menjajaki Terminal-Terminal Dualisme dalam Kulit Kera Piduka
Hidup adalah terminal, tulis Kenanga–tokoh penari perempuan yang garis hidupnya diceritakan di novel Kulit Kera Piduka–dalam buku hariannya. Terminal dalam suatu perjalanan paling tidak memiliki fungsi sebagai titik pemberangkatan, pemberhentian sementara, dan tujuan akhir. Dhianita Kusuma Pertiwi membaca berbagai terminal dalam novel debut Putu Juli Sastrawan.